Rabu, 18 Mei 2016

#2 Pasar Tempo Dulu : Pasar Malioboro, Yogyakarta.


Dalam bahasa Sansekerta, kata “malioboro” bermakna karangan bunga. Itu mungkin ada hubungannya dengan masa lalu ketika Keraton mengadakan acara besar maka Jalan Malioboro akan dipenuhi dengan bunga. Kata Malioboro juga berasal dari nama seorang kolonial Inggris yang bernama “Marlborough” yang pernah tinggal disana pada tahun 1811-1816 M. pendirian Jalan Malioboro bertepatan dengan pendirian Keraton Yogyakarta (Kediaman Sultan).

Perkembangan pada masa itu didominasi oleh Belanda dalam membangun fasilitas untuk meningkatkan perekonomian dan kekuatan mereka, Seperti pembangunan stasiun utama (1887) di Jalan Malioboro, yang secara fisik berhasil membagi jalan menjadi dua bagian. Sementara itu, jalan Malioboro memiliki peranan penting di era kemerdekaan (pasca-1945), sebagai orang-orang Indonesia berjuang untuk membela kemerdekaan mereka dalam pertempuran yang terjadi Utara-Selatan sepanjang jalan.


Malioboro juga menjadi sejarah perkembangan seni sastra Indonesia. Dalam Antologi Puisi Indonesia di Yogyakarta 1945-2000 memberi judul “MALIOBORO” untuk buku tersebut, buku yang berisi 110 penyair yang pernah tinggal di yogyakarta selama kurun waktu lebih dari setengah abad. Pada tahun 1970-an, Malioboro tumbuh menjadi pusat dinamika seni budaya Jogjakarta. Jalan Malioboro menjadi ‘panggung’ bagi para “seniman jalanan” dengan pusatnya gedung Senisono. Namun daya hidup seni jalanan ini akhirnya terhenti pada 1990-an setelah gedung Senisono ditutup.




testing blog Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

#1 Pasar Tempo Dulu : Pasar Klewer, Solo.



Pasar Klewer adalah salah satu tempat yang cukup terkenal di Kota Solo, Jawa Tengah. Pasar ini berdekatan dengan Keraton Kasunanan Surakarta. Pasar Klewer adalah pusat perbelanjaan dari berbagai macam jenis kain yang sangat lengkap, sehingga merupakan tempat para pedagang grosir yang berada di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, dan Jakarta untuk kulakan berbagai macam batik solo.

Berdasarkan cerita zaman dulu, Pasar Klewer digunakan untuk lokasi pemberhentian kereta api kuno. Oleh sebab itu, warga sekitar menjadikan lokasi Pasar Klewer untuk menawarkan beraneka macam dagangan pada penumpang kereta. Pasar Klewer dulu terkenal dengan nama Pasar Slompretan. Asal-usul Slompretan yaitu dari kata slompret (dalam bahasa indonesia berarti terompet), munculnya kata slompret ini berasal dari klakson kereta api pada saat akan berhenti dan berangkat yang bunyinya mirip dengan terompet ketika ditiup.

Beraneka ragam dagangan yang ditawarkan di Pasar Slompretan, salah satunya yaitu pedagang yang menawarkan kain tekstil yang berjenis batik. Pedagang-pedagang tekstil batik ini menawarkan dagangannya dengan cara di taruh pundak, yang menyebabkan dagangannya tampak berkleweran. Karena itu, semakin banyaknya para pedagang-pedagang ini yang berlalu lalang, akhirnya Pasar Slompretan lebih populer dengan sebutan Pasar Klewer.

Sekitar tahun 1970, Pasar Klewer dibuat sebagai bangunan permanen yang mempunyai dua lantai. Ini berfungsi agar para pengunjung tidak akan berdesakan ketika akan melewati lorong-lorong pasar. Dikarenakan jumlah kios lebih dari 2000 unit ini.





testing blog Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Selasa, 17 Mei 2016

Poster Revitalisasi Pasar




                Secara umum revitalisasi berarti proses atau cara untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terperdaya atau dengan kata lain menjadikan sesuatu untuk menjadi vital. Umumnya  revitalisasi banyak dikaitkan dengan suatu bangunan dan salah satu contohnya adalah pasar. Hal inilah yang coba disampaikan dalam bentuk poster diatas yaitu suatu revitalisasi pasar tradisional.
                Dikalangan masyarakat, pasar tradisional selalu dikaitkan dengan “kesemrawutan” pada pedagang dan hal inilah yang sering dijadikan suatu fokus serta diperlukan perubahan demi meningkatkan daya saing pasar melalui suatu revitalisasi dengan jalan penataan serta pengaturan pedagang. Hal ini yang menjadi fokus utama dari poster diatas yaitu revitalisasi pasar tradisional yang menonjolkan aspek kerapian dan tertatanya kios –kios serta kebersihan pasar tersebut. Hal tersebut yang coba digambarkan dengan penataan puzzle yang berantakan bergambarkan pasar tradisional yang kumuh dengan lokasi pedagang yang tak teratur  dan ditata menjadi suatu susunan puzzle bergambar pasar yang telah mengalami revitalisasi khususnya pengaturan kios – kios pedagang serta kebersihan yang tampak berbeda 180°. Yang terakhir tentu semua proses dalam revitalisasi pasar khususnya penataan pasar adalah untuk kenyamanan berbelanja bagi masyarakat. 



testing blog Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.

Revitalisasi Pasar, Antara Stigma Negatif dan Urgensi.


Pasar merupakan salah satu komponen dalam sektor perdagangan di semua negara baik negara maju maupun berkembang, termasuk di Indonesia. Pasar sendiri merupakan suatu tempat fisik di mana pembeli dan penjual berkumpul untuk mepertukarkan barang dan jasa (Kotler, 2002). Ada berbagai macam jenis pasar, salah satunya adalah pasar tradisional yang hampir ada di semua wilayah. Di Indonesia sendiri pasar tradisional seakan menjadi salah satu dari ruh perdagangan suatu wilayah, dengan kondisi lingkungan dan budaya pasar yang khas menjadikan pasar tradisional sebagai tujuan utama bagi sebagian masyarakat untuk mencari barang terkait pemenuhan kebutuhan sehari – hari.
                Menjamurnya pasar tradisional di setiap wilayah bukan berarti tidak ada permasalahan dasar serta kompleks di dalamnya. Bukan hanya stigma dalam masyarakat namun juga keadaan di lapangan membuktikan bahwa sebagian besar pasar tradisional secara fisik masih belum tertata, baik itu antar kios maupun antar blok, kumuh, terjadi disfungsi bangunan pasar, parkir yang tidak tertata, dan sebagainya. Hal ini tentu berakibat menurunnya pemasukan pasar terkait sewa kios dan sebagainya berkurang, juga minat masyarakat untuk berbelanja di pasar tradisional menurun dan berakibat langsung terhadap pendapatan pasar serta pedagang. Hal ini semakin diperburuk dengan hadirnya minimarket yang juga mulai merambah di tiap kabupaten bahkan kecamatan. Dengan kelengkapan barang yang hampir sama dengan pasar tradisional dan kondisi yang bersih, nyaman, serta tertata membuat minimarket menjadi jalan pintas bagi pemenuhan kebutuhan di masyarakat.
                Revitalisasi di beberapa pasar tradisional di Indonesia memang bukan hal yang baru. Revitalisasi sendiri mempunyai arti proses, cara, perbuatan menghidupkan atau menggiatkan kembali (Kamus Besar Bahasa Indonesia), sedangkan dalam konteks ini revitalisasi pasar yaitu menggiatkan proses jual beli meliputi pengelolaan serta penataan ulang (kios, bangunan, parkir, dsb) dari pasar tradisional. Masih banyak anggapan bahwa revitalisasi pasar tradisional hanya identik dengan proses penggusuran dan malah menghilangkan nilai - nilai budaya di dalamnya, namun sebenarnya revitalisasi pasar tradisional sendiri bertujuan  meningkatkan kualitas, daya saing,  serta kelayakan pasar tradisional sebagai salah satu penggerak perekonomian masyarakat dari berbagai kalangan di suatu wilayah. Pada akhirnya para pedagang serta masyarakat sendiri yang akan merasakan dampak positif dari revitalisasi pasar tradisional.   

                Revitalisasi pasar tradisional merupakan suatu tantangan yang harus dihadapi bersama baik itu masyarakat, pedagang, maupun pemerintah daerah. Perencanaan dan kerjasama antar stakeholder menjadi kunci utama dalam revitalisasi pasar tradisional di setiap wilayah, karena tak jarang revitalisasi pasar baik yang sedang dilaksanakan maupun masih menjadi isu malahan menimbulkan konflik antar stakeholder. Hal ini dikarenakan setiap pihak tidak mau dirugikan serta adanya kesalahpahaman maupun kurang pahamnya pedagang dan masyarakat khususnya yang menggantungkan hidup di lokasi pasar terkait revitalisasi pasar tradisional. 
testing blog Web Developer

Morbi aliquam fringilla nisl. Pellentesque eleifend condimentum tellus, vel vulputate tortor malesuada sit amet. Aliquam vel vestibulum metus. Aenean ut mi aucto.